Awalnya, aku tidak peduli….sampai aku melihat sesuatu yang menurutku ganjil.
Oh Tuhan…Kakinya tidak menapak pada
“pancatan” (aku ga tahu apa namanya) sepeda motor. Kakinya hanya
menggantung kecil ….kira2 hanya berjarak 40cm dr pangkal pahanya.
Diujung kaki itu, dikenakan sebuah sepatu yg bagus..bersih…dan arah
sepatu itu terbalik…ujung jari yg seharusnya ke depan…ini justru ke
belakang.
Sejenak aku merasa miris. Aku kagum dengan semangat bapak itu. Walau
keadaannya seperti itu, dia tetap semangat bekerja. Dia tidak
meminta-minta. Dia tidak berpakaian kusut supaya dikasihani, tp justru
berpakaian rapi dan bersepatu. Dan dia bekerja sampai semalam ini (pkl
21.30)
Aku terus menatap bapak itu sampai hilang dr pandanganku….
Aku merenung. Adakah aku lebih semangat dr bapak itu? Aku lebih
sempurna secara fisik. Lebih banyak hal yg bisa aku lakukan. Tapi sampai
seberapa mampu aku mengolah segala yang aku miliki. Sering kali aku
memoles diri supaya dikasihani…menempatkan diri sebagai sosok yang
menderita..memiliki persoalan hidup terberat…memasang muka masam…dan
putus asa untuk berusaha.
Tapi…seorang bapak yang tidak kukenal …malam ini telah mengajar aku …
bahwa apapun keadaan diri kita, jgn kita berputus asa. Semua ada
jalan…asal kita mau berusaha. Teruslah bersemangat.. Tampilah sebagai
orang yang pantas dihargai..bukan dikasihani.
Terima kasih Tuhan…
Salam,
Folback ya Edwin.. :)
BalasHapusafrianties.blogspot.com
mkasih..